Senin, 31 Maret 2014

DEMOKRASI INDONESIA MAU DIBAWA KEMANA

DEMOKRASI DI INDONESIA MAU DIBAWA KEMANA
















Nama                         : Ginanjar Adi S                   (13212166)
Kelas                          : 2EA06
Dosen                         : Emilianshah Banowo
Mata Kuliah                : Pendidikan Kewarganegaraan







KATA PENGANTAR


 Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah “Demokrasi di Indonesia mau dibawa kemana?”. Saya berterima kasih pada Bapak Emilianshah Banowo selaku Dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas ini kepada saya.

     
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Pengertian mengenai perkembangan demokrasi di Indonesia mau dibawa kemana.

     
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.


Jakarta, 31 Maret 2014



Penyusun






DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………….……..2
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………….3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG ……………………………………………………………….……4
1.2 RUMUSAN MASALAH..……………………………………………………………….. 4
1.3 TUJUAN PENULISAN MAKALAH……………………………………………………..4
1.4 METODE MAKALAH……………………………………………………………………4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 A DEMOKRASI DI INDONESIA MAU DIBAWA KEMANA………………………5-7
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN ………………………………………………………………………….8











BAB I
PENDAHULUAN


1.1              Latar belakang masalah

Didalam praktek kehidupan kenegaraan sejak masa awal kemerdekaan hingga saat ini, ternyata paham demokrasi perwakilan yang dijalankan di Indonesia terdiri dari beberapa demokrasi perwakilan yang saling berbeda satu dengan lainnya.


1.2              Rumusan dan batasan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalahnya adalah :
  Demokrasi di Indonesia yang mengalami pasang surut sehingga menimbulkan   pemikiran negative di masyarakat terhadap demokrasi di Indonesia.
Demokrasi yang hanya mementingkan hak saja tanpa mempertanggung jawabkan kewajibannya.
Pengetahuan yang kurang terhadap demokrasi Indonesia pada masyarakat di Indonesia.


1.3              Tujuan penulisan makalah

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah pendidikan kewarganegaraan tentang demokrasi di Indonesia serta untuk wawasan dan ilmu kami tentang perkembangan demokrasi di Indonesia dan demokrasi di Indonesia, mau dibawa kemana?


1.4              Metode makalah

Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber buku dan browsing di internet serta juga dengan pengalaman yang ada di Indonesia dan yang saya lihat pada saat ini.














BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Pembahasan makalah

2.1 A.  Demokrasi di Indonesia mau dibawa kemana?

Melihat perkembangan sejarah Indonesia dari masa ke masapenjajahan, seperti yang kita ketahui orde di Indonesia terbagi menjadi 3 bagian, yakni orde lama, orde baru dan sekarang orde yang paling baru. Demokrasi di Indonesia terus mengalami peningkatan yang positif. Dulu, pada masa penjajahan demokrasi di Indonesia tentu tidak berjalan baik, rakyat tertindas, sulit untuk mengaspirasikan diri untuk berdemokrasi, hamper segala yang ada di Indonesia itu telah di monopoli oleh penjajah, baik pada masa penjajahan belanda maupun pada masa penjajahan jepang. Ini bisa dimaklumi, karena Negara kita pernah dijajah. Solusinya pada masa penjajahan rakyat harus memaksakan diri untuk mengangkat demokrasinya sendiri, yaitu melawan para penjajah, demi kemerdekaan bangsa n Negara Indonesia.
Periode selanjutnya, yaitu pada masa jaman kepemimpinan era presiden pertama bung karno, yang di sebut juga dengan orde lama. Pada masa ini tentu demokrasi di Indonesia jauh lebih baik. Karena Indonesia baru saja merdeka. Meskipun juga belum sepenuhnya bebas dari penjajahan demokrasi.mungkin juga karena kepemimpinan presiden pertama membuat cerita demokrasi pada masa kepemimpinan beliau tidak begitu popular ,dan malah yang popular pada saat itu adalah timbulnya komunitas atau perhimpunan rakyat.
Pada masa orde baru yaitu pada masa kepemimpinan Presiden Soeharto. Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto masih juga demokrasi masih kurang baik, meskipun sudah mengalami peningkatan dari masa yang sebelumnya. Pemerintahan Presiden Soeharto masih otoriter dan memonopoli rakyat. Banyak contohnya dalam pelaksanaan pemilu presiden dan perangkat bawahnya atau para menterinya. Masyarakat sangatlah sulit untuk menentukan partai pilihannyasendiri. Karena sudah pasti pada masa pemerintahannya pemenangnya adalah dari partai golkar, yaitu partai Presiden Soeharto. Sehingga bapak Soeharto dapat berkuasa menjadi preseiden selama kurang lebih 32 tahun. Tetapi walau demokrasi di Indonesia tidak sepenuhnya berjalan dengan sepenuhnya, Indonesia terasa aman. Tindakan kejahatan dan aksi anarkis tidak popular seperti sekarang ini. Mungkin karena otoritas presiden yang membuat apresiasi para penjahat (tindakan criminal) tidak terdukung sepenuhnya atau tidak banyak celah buat para penjahat.
Kemudian sekarang, orde yang paling baru dari semua orde. Sejak terjadinya reformasi besar-besaran di negeri ini, yang dimulai dengan lengser paksanya Presiden Soeharto oleh rakyat Indonesia. Demokrasi berjalan lebih baik lagi dengan sangat cepat. Bahkan terlihat sangat berlebihan sekali. Keamanan di negeri ini tidak sangat aman dari orde yang sebelumnya. Mungkin karena demokrasi sekarang sangatlah subur, yaitu masyrakat bebas untuk menyatakan pendapat yang sangat gampang pada orde sekarang,. Bensin naik, demo, kebutuhan bahan bakupokok atau sembako naik, ada yang korupsi demo, ada artis yang membuat video asusila demo, pembuatan RUU pornografi demo, ada peraturan yang salah demo, mudahnya demo di negeri ini. Begitu juga dengan pemilihan umum. Masyarakat bebas menyuarakan pendapat, justru mudah di politisasi. Masyarakat sangat jelas terlihat, bahwa mereka tidak peduli dengan apapun, yang penting untung, dapat uang. Dan mendapatkan uang menjadi penguasa di negeri ini. Dengan uang apapun bisa didapatkan. Hamper mencakup segalanya, uang dapat membeli apapun atau bisa dilakukan dengan uang bial di negeri ini. Suap menyuap sudah biasa di negeri ini, karena suap menyuap itu sudah menjadi kebiasaan di negeri ini. Kemudian, tindakan kejahatan juga terus meningkat dari tahun ke tahun. Mungkin karena demokrasi kita sekarang sangatlah bebas yang membuat masyarakat menjadi lebih leluasa melakukan berbagai hal kejahatan. Dan masyarakat juga bebas memilih menjadi orang yang baik ataupun orang jahat, serta pemahaman masyarakat, menjadi orang jahat adalah pilihan yang lebih mudah di bandingkan dengan menjadi orang yang baik. Karena menjadi orang jahat lebih banyak/cepat menghasilkan uang dari pada melakukan hal/perbuatan baik. Padahal kenyataannya, melakukan tindakan kejahatan jauh lebih banyak resikonya, selain merugikan orang lain, mereka yang melakukan tindakan kejahatan  terancam nyawanya, karena mudahnya masyarakat untuk bermain hakim sendiri. Dan biasanya mereka yang melakukan tindakan dengan uang akan aman juga dengan uang. Karena dari golongan masyarakat yang paling kecil sampai yang paling besar pun sudah saling sogok/suap dengan menggunakan uang. Karena di Negara kita (Indonesia) uang sangatlah berkuasa.

Solusi untuk menghadapi situasi ini adalah kembali ke demokrasi pancasila.  Lebih spesifiknya, menjadi pribadi yang baik dimanapuin dan kapanpun kita berada. Kepada tuhan, jadilah hamba yang beriman serta bertaqwa kepadanya. Dalam kehidupan sehari-hari, jadilah pribadi yang baik, yang menghargai dan menghormati sesame karena dimana tuhan semua manusia derajatnya sama, tumbuhkan rasa cinta kita kepada apapun yang kita lakukan dan akan kita lakukan nanti. Kita harus selalu melihat diri kita. Kita harus selalu intropeksi diri dalam setiap kesempatan, kita harus sadar dengan apa yang kita miliki. Banyak orang (saya khususkan pada pencari kerja, khususnya untuk para sarjana) yang mengininkan gaji yang tinggi, akan tetapi tidak memiliki keseimbangan antara skill dengan pendapatan. Padahal pendapatan (gaji) selalu sejajar dengan kemampuan atau skill. Mereka masih saja mencari gaji yang tinggi, tetapi tidak meningkatkan skill. Lebih buruknya lagi mereka tidak sadar dengan hal tersebut (gaji sejajar dengan skill). Sehingga banyak sarjana dan yang lainnya, menjadi pengangguran. Itu di sebabkan, karena kita terbiasa melihat segala sesuatu dari hasil, bukan proses. Kita terbiasa melihat sesuatu ke level yang lebih tinggi bukan bersyukur karena kita masih berada diatas level yang ada dibawah kita. Kalau saja kita, sadar diri, cinta kepada diri kita sendiri, cinta kepada pekerjaan kita, cinta kepada sesama dan selalu bersikap positive thingking Negara ini akan berejalan dengan tentram, aman, dan damai. Menjadi pribadi yang baik memang sulit dan bahkan susah bila tidak ada niat dari dalam diri kita sendiri, karena memang suatu perubahan itu menyangkut pribadi orang itu tersebut atau masyarakatnya masing-masing. Dan tidak mungkin semua orang menjadi baik. Pasti layaknya ying dan yang. Biasanya menjadi pribadi yang baik memang sangat sulit tetapi, kita tidak perlu terus menerus memikirkan menjadi pribadi yang baik memang susah, mulai saja dengan bertindak baik di mulai dari detik ini, mulailah dari diri sendiri dulu. Taburkan cinta (kebaikan) pad a apapun kita lakukan, dan kita akan memanen feedback dari apa yang kita tabor. Jadikan menjadi orang baik saja adalah suatu rizki. Pada dasarnya, semua orang memiliki jiwa yang bai, seorang penjahat tidak akan berdiam diri jika apa yang di sayanginya terancam. Intinya adalah cinta, cinta kepada tuhan, cinta kepada diri sendiri, cinta kepada sesame dan cinta kepada alam. Dan mulailah lakukan sekarang juga mulai awali detik ini dengan kebaikan.













































BAB III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan

Untuk menghadapi tantangan dan mengelola harapan agar menjadi kenyataan dibutuhkan kerjasama antar kelompok dan partai politik agar demokrasi bisa berkembang kea rah yang lebih baik. Negara yang kuat seperti amerika.