Selasa, 10 Juni 2014

CERITA PENDEK TENTANG PERSAHABATAN


PERSAHABATAN

Murni melani              sebagai Anjani
Putri eka rahayu          sebagai Alfina
Rizki dewi yanti          sebagai Dewi
Novita permata sari     sebagai Yanti
Ratih indria                 sebagai Indri

           


            Pada suatu hari disaat keadilan sudah menjadi kata yang punah. Sedang diadakannya ujian semester. Alfina dan Dewi duduk sebangku, Yanti dan Indri duduk sebangku didepannya sedangkan Anjani duduk sendiri disamping Dewi.
            Mata pelajaran yang sedang diujikan adalah matematika, semua murid terlihat kebingungan dan kewalahan melihat soalnya. Dan terjadilah percakapan antara 5 sekawan yaitu Anjani, Alfina, Dewi, Yanti dan Indri.
            Dewi : “Dri, aku minta jawaban soal nomer 5 dan 6!”
            Indri  : “A dan C”
            Yanti : “Kalau nomer 10, 11, dan 15 jawabannya apa Wi?
            Dewi : “10 A, 11D, 15 aku belum”
            Alfina: “Huss, jangan kencang-kencang nanti gurunya dengar”
            Yanti  :            “Soalnya sulit sekali masih banyak yang belum aku kerjakan”
           
            Mereka berempat saling contek-mencontek seperti pelajar lainnya. Tapi tidak dengan Anjani, ia terlihat rileks dan mengerjakan soal ujian sendiri tanpa mencontek.

            Dewi  :            “Jani, kamu sudah selesai?”
            Anjani:            “Belum, tinggal 3 soal lagi”
            Dewi  :            “Aku minta jawaban nomor 15 sampai 20 jan!”
            Anjani:            “Tidak bisa wi,”
            Dewi  :            “Kenapa? Kita sahabat jani, kita harus kerjasama”
            Indri   :            “Iya jan, kita harus kerjasama”
            Alfina :“Iya, kamu kan yang paling pintar disini jani”
            Anjani:            “Tapi bukan kerjasama seperti ini teman-teman”
            Yanti  :            “Kenapa memang jan? Hanya 5 soal saja!”
            Anjani:            “Mencontek atau pun memberi contek adalah hal buruk, yang dosa nya sama. Aku tidak mau mencontek karena dosa, begitu pula member contek ke kalian. Aku minta maaf”
           
            Yanti  :            “Tapi saat ini, sangat mendesak jan”
            Indri   :            “Iya jani, bantu kami”
            Anjani:            “Tetap tidak bisa”
            Alfina: “Yasudah, biarkan. Urus saja dirimu sendiri jan, dan kami urus diri kami sendiri.”(marah dan kesal)

            Dewi  :            “Biarkan, kita lihat saja di buku.

Dewi lalu mengeluarkan buku dari kolong bangkunya secara diam-diam, kemudian melihat rumus dan jawaban di dalamnya.lalu Yanti menanyakan hasilnya.

            Yanti  :            “Bagaimana Wi? Ada tidak?
            Dewi  :            “Ada, kalian dengar ya. 15 A,16 B,17 D, 18 C,19 A, 20 C”
           
Karena suara Dewi yang agak terdengar keras, guru pun mendengarnya dan menghampiri mereka berempat.

            Guru   :“Kalian ini mencontek terus, maju kalian.

Mereka berempat dihukum didepan kelas sambil memegang kuping dan mengangkat satu kaki.

            Dewi   :“Aku tidak menyangka akan seperti ini”
            Indri   :            “Aku juga tidak menyangka, akan dihukum”
            Yanti  :            “Seharusnya kita belajar ya”
            Dewi  :            Disaat seperti ini, baru kita menyadarinya yah!”
            Yanti  :            “Aku menyesal”

Alfina, Indri&Dewi  : “Aku juga” (bersama)

Setelah itu Anjani keluar dari bangkunya dan menghampiri mereka. Kemudian Anjani ikut berdiri memegang kuping dan mengangkat kaki satu seperti yang lain.

            Indri   : “Kenapa kamu maju jani, kamu nyontek juga?
            Anjani:  “Tidak, aku ingin menjalani hukuman kalian juga. Kita sahabat kan? Aku kita bersama”

            Yanti  :  “Aku berharap ini menjadi pelajaran kita semua”
            Indri  : “dan tidak kita ulangi lagi”
            Alfina: “Kita sahabat sejati”


Lalu mereka semua menjalani hukuman dengan penuh senyum dan tawa. Persahabatan akan mengalahkan segala keburukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar